Makalah Politik Luar Negeri Indonesia
1.
Latar Belakang
a.
Reformasi ekonomi dan politik telah
melahirkan tuntutan baru. Masyarakat seolah-olah menginginkan kedaulatan yang
seharusnya menjadi menjadi miliknya dikembalikan setelah dipinjam Presiden
Soeharto dan aparatnya selama kurun waktu 32 tahun.
b.
Gema reformasi memang sangat keras karena
setelah guncangan moneter yang dimulai dari Thailand Juni 1997 membuat
Indonesia harus menghadapi tekanan dalam mata uang rupiah terhadap dollar
Amerika Serikat. Akhirnya pemerintah tidak sanggup menekan harga dollar
sehingga bulan September 1998 dilepas ke pasar yang akhirnya menyebabkan
ambruknya ekonomi Indonesia.
2.
Pengertian politik luar negeri
a.
Politik luar negeri adalah sebuah negara yang
merupakan perpaduan dan cerminan dari situasi sosial-politik, kondisi ekonomi,
dan kapabilitas militer domestik, yang dipengaruhi perkembangan yang terjadi di
lingkungan eksternalnya.
3.
Runtuhnya Orde Baru
(sebelum era reformasi)
(sebelum era reformasi)
a.
Penyebab utama runtuhnya kekuasaan Orde Baru
adalah adanya krisis moneter tahun 1997. Sejak tahun 1997 kondisi ekonomi
Indonesia terus memburuk seiring dengan krisis keuangan yang melanda Asia yang
pada saat itu juga masih dipimpin oleh presiden soeharto , dan akhirnya
soeharto mengundurkan dairi . Berikut
penyebab mundurnya soeharto :
(Penyebab mundurnya soeharto)
a.
Dalam perkembangannya, Komite Reformasi belum
bisa terbentuk karena 14 menteri menolak untuk diikutsertakan dalam Kabinet
Reformasi. Adanya penolakan tersebut menyebabkan Presiden Soeharto mundur dari
jabatannya. Akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998 Presiden Soeharto mengundurkan
diri dari jabatannya sebagai presiden RI dan menyerahkan jabatannya kepada
wakil presiden B.J. Habibie. Peristiwa ini menandai berakhirnya kekuasaan Orde
Baru dan dimulainya Orde Reformasi.
4.
Politik Luar Negeri RI era Reformasi
Kejatuhan rezim otoriter
Soeharto mengawali era yang baru dan berbeda di Indonesia. Namun sebelum masa
itu benar- benar dimulai, terjadi masa transisi administrasi di mana jabatan
kepresidenan harus diisi oleh wakil presiden yang saat itu menjabat. Sehingga
kemudian B. J Habibie sebagai wakil presiden yang menjabat naik menjadi
Presiden RI yang ketiga dan memimpin kebijakan politik luar negeri Indonesia
pada awal era Reformasi. Berikut kebjakan-kebjakan presiden republik Indonesia
:
A. PRESIDEN BJ.HABIBIE
Ketika
Habibie mengganti Soeharto sebagai presiden tanggal 21 Mei 1998, ada lima isu
terbesar yang harus dihadapinya, yaitu:
a.
masa depan Reformasi;
b.
masa depan ABRI;
c.
masa depan daerah-daerah yang ingin memisahkan diri dari Indonesia;
d.
masa depan Soeharto, keluarganya, kekayaannya dan kroni-kroninya; serta
e. masa
depan perekonomian dan kesejahteraan rakyat
Pelaksanaan Pemilu
(pada pemerintahan habibie)
(pada pemerintahan habibie)
a)
Pada masa pemerintahan Habibie, berhasil
diselenggarakan pemilu multipartai yang damai dan pemilihan presiden yang
demokratis.
b) Keberhasilan
lain masa pemerintahan Habibie adalah penyelesaian masalah Timor Timur. Usaha
Fretilin yang memisahkan diri dari Indonesia mendapat respon. Pemerintah
Habibie mengambil kebijakan untuk melakukan jajak pendapat di Timor Timur.
Referendum tersebut dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus 1999 di bawah
pengawasan UNAMET.
Berikut ini
beberapa kebijakan yang berhasil dikeluarkan B.J. Habibie dalam rangka
menanggapi tuntutan reformasi dari masyarakat :
- Kebijakan dalam bidang politik Reformasi dalam bidang politik berhasil mengganti lima paket undang-undang masa Orde Baru dengan tiga undang-undang politik yang lebih demokratis. Berikut ini tiga undang-undang tersebut.
1)
UU No. 2 Tahun 1999 tentang Partai Politik.
2)
UU No. 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum.
3)
UU No. 4 Tahun 1999 tentang Susunan dan
Kedudukan DPR/MPR.
B. Kebijakan
dalam bidang ekonomi
Untuk memperbaiki
perekonomian yang terpuruk, terutama dalam sektor perbankan, pemerintah membentuk
Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Selanjutnya pemerintah mengeluarkan
UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Tidak
Sehat, serta UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
C.
Kebebasan menyampaikan pendapat dan pers
Kebebasan
menyampaikan pendapat dalam masyarakat mulai terangkat kembali. Hal ini
terlihat dari munculnya partai-partai politik dari berbagai golongan dan
ideologi. Masyarakat bisa menyampaikan kritik secara terbuka kepada pemerintah.
Di samping kebebasan dalam menyatakan pendapat, kebebasan juga diberikan kepada
pers. Reformasi dalam pers dilakukan dengan cara menyederhanakan permohonan
Surat Izin Usaha Penerbitan (SIUP).
D.
Pelaksanaan Pemilu
Pada
masa pemerintahan Habibie, berhasil diselenggarakan pemilu multipartai yang
damai dan pemilihan presiden yang demokratis.
Reformasi
Domestik
1)
Gagasan reformasi sangat kuat disuarakan
mahasiswa pada akhir 1997 dan awal 1998. Setelah selesai Sidang Umum 1998 yang
melahirkan pasangan Soeharto-BJ Habibie,
2) .
Pada akhirnya, reformasi diartikan sebagai usaha mendesak Presiden Soeharto
mundur dari jabatannya dan pemerintah penggantinya menurunkan harga-harga
sembako.
3) Setelah
turun dari jabatan presiden 21 Mei lalu, Soeharto menyerahkan jabatannya kepada
Wapres Habibie. Maka lahirlah kabinet reformasi yang sampai sekarang masih
dalam tahap transisi menjelang pemilu Mei 1999.
4)
Reformasi juga melahirkan corak yang
belawanan dengan aliran pemikiran Orde Baru yang menekankan otonomisasi.
5) Otomisasi
adalah sejak awal kelahirannya Orde Baru berupaya meminggirkan masyarakat dari
proses pengambilan kebijakan publik dan proses pemerintahan secara umum.
B.
Abdurrahman Wahid
Berikut sejumlah hambatan yang muncul pada
era kepemimpinan Gus Dur:
1.
Transisi demokrasi menyebabkan
ketidakstabilan politik
2.
Perekonomian masih belum bangkit dari krisis
3.
Konflik horizontal dan vertical semakin
bermunculan dan mengancam keamanan nasional
4.
Kurangnya kepercayaan internasional terhadap
citra Indonesia yang memburuk
5.
Kurangnya dukungan dari dalam negeri terhadap
kebijakan yang diambil Gus Dur
6.
Transisi politik dan demokrasi
menyebabkan kepercayaan terhadap pemerintah dari rakyat masih minim
C.
Soekarnoputri
Pada periode pemerintahan Megawati, Indonesia sedang berada dalam tahap
pembentukan sistem politik nasional yang lebih mapan dan pola pemerintahan
mulai terlaksana secara desentralisasi.
Hambatan yang mewarnai kepemimpinan Megawati kurang lebih sama dengan
yang sebelum- sebelumnya, yaitu instabilitas ekonomi, politik, keamanan dan
kurangnya kepercayaan dunia internasional terhadap kondisi Indonesia.
1)
Terlepas dari pentingnya politik luar negeri
dan diplomasi sebagai salah satu platform pemerintahan baru dalam membantu
upaya pemulihan ekonomi dan stabilitas keamanan di dalam negeri,
2)
Megawati lebih memprioritaskan diri
mengunjungi wilayah-wilayah konflik di Tanah Air seperti Aceh, Maluku, Irian
Jaya, Kalimantan Selatan atau Timor Barat di mana nasib ratusan ribu atau
mungkin jutaan pengungsi dalam kondisi amat memprihatinkan.
D.
Susilo Bambang Yudhoyono
Dalam
masa pemerintahannya, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kepesatan dan
menjadi sorotan di mata internasional. Dalam konteks regionalisme, Indonesia
telah menjadi salah satu bukti kebangkitan negara- negara Asia, konstelasi
negara G- 20 dan ASEAN sebagai poros utama kawasan.
Usaha
memantapkan politik luar negeri . Yaitu dengan cara meningkatkan kerjasama
internasional dan meningkatkan kualitas diplomasi indonesia dalam rangka
memperjuangkan kepentingan nasional
Pendekatan politik luar negeri yang
dilakukan oleh Presiden SBY
1.
Opportunity Driven, yaitu mendayagunakan
segala kesempatan yang ada secara optimal.
2.
· Win Win Solution, yaitu
memberikan solusi yang menguntungkan kedua belah pihak.
3. · Constructive, yaitu
bahwa Indonesia akan berperan dalam kegiatan- kegiatan yang mendorong
terciptanya kestabilan regional.
4.
·
Rasional dan Pragmatis, yaitu menggunakan rasio
dalam berpikir dan perimbangan keputusan serta berpikir secara pragmatis atau
manfaat.
5.
· Soft
Power, yaitu mengandalkan dan mempelajari cara- cara
halus dalam melakukan diplomasi seperti yang dilakukan di negara- negara
Canada, Norwegia dan Australia.
6.
·
Personal, yaitu pendekatan yang dilakukan terhadap
pemimpin tiap- tiap negara untuk mengamil hati dan menjalin persahabatan.
Sidang umum MPR 1999 juga kembali mempertegas politik luar negeri
Indonesia. Dalam ketetapan MPR/ no. IV / MPR/1999 tentang GBHN , dirumuskan
sebagai berikut
1. Menegaskan
arah politik lur negeri Indonesia yang bebas dan aktif dan berorentasi pada
kepentingan nasional, menitik beratkan pada solidaritas antar negara berkembang
- Dalam melakukan perjanjian inter nasional yang menyangkut kepentingan dan hajat hidup warga
- Meningkatkan kualitas dan kinerja aparatur luar negeri agar mampu melakukan diplomasi pro-aktif dalam segala bidang untuk memebangun citra positif Indonesia di dunia internasional
- Meningkatkan kualitas diplomasi guna mempercepat pemulihan ekonomi dan pembangunan nasional , melalui kerjasama ekonomi regional maupun internasional
- Meningkatkan kesiapan Indonesia dalam segala bidang untuk menghadapi perdangan bebas
- Memperluas perjanjian ekstradisi dengan negara-negara sahabat serta memperlancar prosedur diplomatik
- Meningkatkan kerja sama dalam segala bidang dengan negara tetangga
Prestasi – prestasi indonesia dalam bidang politik
Menjadi anggota dewan
keamanan PBB sejak tanggal 1 januari 2007 . Tugas – tugasnya adalah:
1) Ketua
komite sanksi Rwanda
2) Ketua
komite kerja untuk pasukan penjaga perdamaian
3) Ketua
komite penjatuhan sanksi untuk Sierra Leone
4) Wakil
ketua komite penyelesaian konflik kongo
5) Wakil
ketua komite penyelesaian konflik Guinea Bissau
6) Indonesia berani mengambil sikap sebagai
satu-satunya negara anggota tidak tetap DK PBB yang bersikap abstain
7) Indonesia dipecaya sebagai anggota dewan Hak
Asasi Manusia (HAM) PBB yang bermarkas di Jenewa selama kurang lebih 3 periode
dan Indonesia memeperoleh dukungan 182 suara diantara 190 negara anggota hak
memilih , hal ini berarti masyarakat internasional menaruh apresiasi yang
tinggi terhadap upaya penagakan HAM di indonesia
Kesimpulan
Sepanjang perjalanan politik
luar negeri RI sejak kemerdekaan hingga hari ini, Indonesia banyak mengalami
dinamika yang terkait dengan perbedaan gaya kepemimpinan setiap pemimpin yang
memimpin, situasi internasional dan domestic serta hambatan- hambatan lain yang
mengusik. Namun secara umum, politik luar negeri Indonesia selalu mengacu pada
kepentingan nasional. Setiap kerja sama yang dilakukan ditujukan untuk memenuhi
kepentingan nasional yang umumnya diraih melalui berbagai instrument.
Kecenderungan pragmatism dalam politik luar negeri Indonesia tidak dapat
disangkal, hal ini berkaitan dengan kepentingan nasional dan landasan politik
luar negeri RI yang bebas- aktif.
Terus kunjungi blog Dunia Belajar ini ya !!!
InsyaAllah saya
akan terus mengupdate blog ini setiap hari nya